Kamis, 14 September 2017

Budidaya Bawang Merah Distributor Nasa Pati





Bawang merah (allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultural yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro dll yang menyebabkan produksi menurun memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan Kelestarian (K-3),sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. PRATANAM
1. Syarat tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat, pH 5.6 -  6.5, ketinggian 0 - 4000 mdpl, kelembapan 50 - 70 %, suhu 25 - 32° C

2.pengolahan tanah
*pupuk kandang disebarkan dilahan, dosis 0,5 - 1 ton/ha
*diluku kemudian digaru(biarkan 1 minggu)
*dibuat bedengan dengan lebar 120 - 180cm
*diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air(canal) dengan lebar 40 - 50 cm dan kedalaman 50 cm.
*apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis kurang lebih 1,5 ton/ha disebarkan diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
*untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan NATURAL GLIO 100 gr (1 bungkus Natural GLIO) dicampur 25 - 50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata diatas bedengan.

3. Pupuk Dasar
Biarkan pupuk : (2 - 4 kg Urea) + (7-15 kg ZA) + (15-25 kg SP-36) secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis kurang lebih 20 kg/ha dicampur rata dengan tanah dibedengan.
Siramkan pupuk SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis kurang lebih 1 botol/ha dengan cara :
Alternatif 1 :
1 botol SUPERNASA  diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 :
Setiap 1 gembor volume 10 ltr diberi 1 sendok peras makan SUPERNASA untuk menyiram 5 - 10 meter bedengan, biarkan selama 5 - 7 hari.

4. Pemilihan Bibit
* ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3 - 4 gram/umbi
* umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2 - 3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunya)
* umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak  (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)

B. Fase Tumbuh
* jarak tanam Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
* Musim Hujan 20 x 15 cm Varietas Tiron
Saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang trlah siap tanam dibenamkan kedalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

C. Awal Pertumbuhan (0 - 10 hst)
1. Pengamatan hama
Waspadai hama ulat bawang (spodoptera exigua atau S. Litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang - benang putih seperti kapas.
Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil fan dimusnahkan. Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam diperut/kalung hitam di leher, dikendalikan ddngan PESTONA atau PENTANA
Ulat tanah. Ulat berwarna coklat hitam pada bagian pucuk/titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat lada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa - sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprotkan PESTONA atau PENTANA.
Penyakit yang hatus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (jawa:ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar ditempat jauh. Preventif kendalikan dengan natural GLIO sebelum tanam dan Semprot CORRIN setelah tanam.

2.  Penyiangan dan Pembunbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7 - 10 hst dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dikakukan pengambilan telur ulat bawang.
Dilakukan pendangiran, yaitu tanah disekitar tanaman didangir dan di bumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di brebes disebut melem)

3. Pemupukan pemeliharaan/susulan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil - kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat & daunya menguning pucat. Kekurangan KCL juga dapat menyebabkan ujung daun mengering & umbinya kecil
Pemupukan dilakukan 2 kali (dosis per ha)
2 minggu : (5 - 9 kg Urea) + (10 - 20 kg ZA) + (10 - 14 kg KCL)
4 minggu : (3 - 7 kg Urea) + (7 - 15 kg ZA) + (12 - 17 kg KCL), lebih bagus ditambah POWER NUTRITION
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan disekitar runpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkana tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15 - 15 - 15) dosis kurang lebih 20 kg/ha diberikan pada umur kurang lebih 2 minggu.

4. Pengairan
* pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin disaat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
* Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
* Tinggi permukaan air pada saluran (canal) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman

D. FASE VEGETATIF (11 - 35 hst)
1. Pengamatan hama dan penyakit
* Hama Ulat Bawang, S. litura dan S. Exigua
Trips, mulai menyerang umur 30 hst karena kelembapan disekitar tanaman relatif tinggi dengan duhu rata - rata diatas normal. Daun bawang yang terserang berwarna putih berkilat seperti perak serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembapan diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan natural BVR atau PESTONA.

* penyakit bercak ungu atau trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih - kelabu didaun dan ditepi daun kuning serta mengering ujung - ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik - rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran natural GLIO dan Semprot CORRIN.

* penyakit antraknose atau otomatis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporioded. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lakukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serantak (istilah Brebes: otomatis) jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan natural GLIO dan semprotkan CORRIN.

* penyakit oleh virus, Gejala pertumbuhan kecil, daun menguning, mdlengkung kesegala arah dan terkulai serta anakanya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang - bawangan.

* busuk umbi oleh bakteri, umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.

* busuk umbi/leher batang oleh jamur, bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).

Untuk pencegahan hama - penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan bawang-bawangan. PESTISIDA kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama penyakit).

* pengelolaan tanaman
*penyiangan kedua dilakukan pada umur 30 - 35 hst dilanjutkan pendangiran, pertumbuhan & perbaikan bedengan yang rusak.
*penyemptotan POC NASA dengan dosis 4 - 5tutup/tangki tiap 7 - 10 hari sekali mulai 7 hst hingga hari ke 50 - 55, mulai hari ke 35 penyemptotan ditambah hormonik dengan disis 1 - 2 tutup/tangki (dicampurkan dengan POC NASA) pakai GREENSTAR dosis 1 sachet pertangki.
* Pengairan, penyiraman 1x per hari Pada pagi hari, jika ada serangan Trips dan ada hujan rintik - rintik Penyiraman dilakukan siang hari.

E. Pembentukan Umbi (36 - 50hst)
Pada fase pengamatan HPT sama seperti pengamatan VEGETATIF, yang perlu diperhatikan adalah pengairanya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.

F. Pematangan Umbi(51 - 65hst)
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.

G. Panen Dan Pasca Panen
*60 - 90% daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55 - 70hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
*panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tidak becek.
*pemanenan dengan pencabutan batang dan daun - daunya
*selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (jawa : dipocong)
*penjemuran dengan alas anyaman bambu (jawa : gedeg) penjemuran pertama selama 5 - 7 hari dengan bagian daun menghadap keatas, tujuanya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2 - 3 hari dengan umbi menghadap keatas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85% baru disimpan digudang.
*penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu, Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26 - 29°C kelembapan 70-80°C, sanitasi gudang.

Kosultasi/informasi, supaya langsung dapat respon alangkah baiknya jika kamu langsung menghubungi :
Susanto N-475606
WhatsApp 082314843146
Phone 085219983845

Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA TEBU DENGAN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA TEBU PENDAHULUAN Saat ini pemerintah menggalakan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia....