Selasa, 19 Desember 2017

BUDIDAYA PADI ORGANIK NASA



PERSIAPAN LAHAN


*Kebutuhan benih 20-40 kg/ha
*Benih padi direndam di air selama 6-12 jam dengan larutan POC NASA 2-5 cc/liter air
*Tiriskan dan peram selama 1-2 malam hingga benih berkecambah.

PEMBIBITAN & OLAH LAHAN


Semprot persemaian sebagai berikut :

*Umur 2 minggu
Poc NASA + hormonik
4 : 1 tutup/tangki
Natural BVR
1 sdm/tangki
*Umur 3 minggu
7 tutup PESTONA

Olah Tanah


Sebelum tanam
3-6 kg/ha + dolomit 100-300 kg/ha + TSP 100-200 kg/ha + Urea 50-100 kg/ha

Catatan:
Dolomit dan TSP 2 minggu sebelum tanam
SUPERNASA dan Urea 0 hari sebelum tanam (menjelang atau saat tanam)

Pindah Tanam


Jarak tanam dapat berupa jarak tanam tegel 25x25 cm, atau jarak tanam legowo 40x20x10 cm, yaitu menghilangkan satu baris setiap tanaman dua baris serta dalam baris dipadatkan

Pemeliharaan Tanaman

*Pemupukan umur 15-20 setelah tanam : Urea 100 kg/ha + NPK 100 kg/ha.
*Pemupukan umur 40-45 setelah tanam : Urea 50 kg/ha + NPK 200 kg/ha + Piwer Nutrition 3-6 kg/ha.
*Penyemprotan POC NASA : 4-5 tutup + Hormonik 1-2 tutup pertangki pada umur 15, 30, 45 hari setelah tanam.

Catatan : saat Penyemprotan dapat ditambahkan PESTONA atau BVR.


Jaga ketinggian air di sawah setinggi kurang lebih 3cm selama 3-5 hari, untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menghambat gulma.


Tambah penggenangan air sampai 5cm selama masa pembungaan dan pengisian bulir. Jika jumlah air terbatas lakukan penggenangan dan pengeringan bergantian secara rutin.
Secara bertahap kurangi penggenangan 2 minggu sebelum panen, sampai lahan benar-benar kering saat panen.

*HAMA & PENYSKIT PADA TANAMAN PADI

A. Hama Putih (Nymphula Depunctalis)
Gejala menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian :
1. Pengaturan air yang baik, menggugurkan tabung daun.
2. Menggunakan BVR atau PESTONA.

B. Padi Thrips (Thrips Oryzae)
Gejala daun menggulung dsn berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian : BVR atau PESTONA.

C. Wereng Penyerang Batang Padi.
Wereng padi cokelat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (sogstella furcifera) dan wereng penyerang daun padi : wereng padi hijau (Neppotettix apicalis dan N. Impicticep). Merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan menularkan virus. Gejala : tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian :
1. Bertanam padi serempak, menggunakan varietas tahan wereng seperti IR 36,IR 48, IR-64. Cimanuk, progo dsb. Membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah.
2. Penyemprotan BVR atau PESTONA.

D. Walang sangit (Leptocoriza Acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala, buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna cokelat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian :
1. Bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba.
2. Penyemprotan BVR atau PESTONA.

E. Kepik Hijau (Nezara Viridula)
Menyerang batang dsn buah padi. Gejala : pada batang terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas hisapan, dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, Penyemprotan BVR atau PESTONA.

F. Penggerak batang padi, terdiri atas : penggerak batang putih (Thryporhyza Innotata), kuning (T. Incertulas). Bergaris (chilo dupressalis) dan merah jambu (sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala : pucuk tsnsmsn layu, kering berwarna kemerahan dan mudah di cabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama"sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk".
Pengendalian :
1. Menggunakan varietas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami.
2. Menggunakan BVR atau PESTONA.

G. Hama Tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda 1-2 bulan, dan buah. Gejala : adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian : pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas burung alami seperti ular dan burung hantu.

H. Burung
Menyerang menjelang panen, tangki buah patah, biji berserakan. Pengendalian : mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.

*PENYAKIT PADI

A. Penyakit Bercak Daun Cokelat.
Penyebab : jamur helmintosporium oryzae. Gejala : menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh, dan bibit yang baru berkecambah. Biji bercak-bercak cokelat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian :
1. Merendam benih di air hangat + poc NASA
2. Pemupukan belimbing
3. Tanam padi tahan penyakit ini.

B. Penyakit Blast
Penyebab : jamur pyricularia oryzae.
Gejala : menyerang daun, buku pada malai dsn ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai, dan cabang didekat malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat, dan butir padi menjadi hampa. Pengendalian :
1. Membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varietas unggul sertani, cimandiri, IR-48, IR-36, pemberian pupuk N disaat pertengahan fase vegetatif, dan fase pembentukan bulir.
2. Pemberian GLIO di awal tanam.

C. Busuk di pelepah daun
Penyebab : jamur Rhizoctonia sp.
Gejala : menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendalian :
1. Menanam padi tahan penyakit.
2. Pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.

D. Penyakit Fusarium
Penyebab : jamur fusarium moniliforme,
Gejala : menyerang malai dan biji muda menjadi kecokelatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian :
1. Merenggangkan jarak tanam.
2. Mencelupkan benih + POC NASA dan fisebari GLIO di lahan.

E. Penyakit kresek/hawar daun.
Penyabab : bakteri xanthimonas campestris pv oryzae. Gejala : menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis diantara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian :
1. Menanam varietas tahan penyakit seperti, IR 36, IR-46, cisadane, cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan.
2. Pengendalian diawal dengan GLIO.

F. Penyakit kerdil
Penyebab : virus fitularkan oleh wereng cokelat Nilaparvata lugens.
Gejala : menyerang semus bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian : sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahksn tanaman ysng terserang dsn mengendalikan vektor dengan BVR atau PESTONA.

G. Penyakit Tungro.
Penyebab : virus yang ditularkan oleh wereng hijau Neppotettix Impicticeps.
Gejala : menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tananan kurang sempurna, daun kuning hinga kecokelatan, jumplah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi, Pengendalian : menanam padi tahan wereng seperti, kelara, IR 52, IR 36, IR 54, IR 46, IR 42, dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.

Catatan : jika pengendalian penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang di anjurkan. Agar Penyemprotan Pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO810, dosis + 5 ml (1/2 tutup) pertangki.

Informasi seputar produk organik NASA dapat langsung menghubungi ;
Susanto
Distributor Nasa Pati N-475606
WhatsApp 082314843146
Phone 085219983845


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA TEBU DENGAN ORGANIK NASA

TEKNIK BUDIDAYA TEBU PENDAHULUAN Saat ini pemerintah menggalakan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia....